Twitter kini tengah secara serius mempertimbangkan untuk menghentikan aplikasi mobile Twitter #Music mereka setelah diluncurkan kepada publik baru saja enam bulan yang lalu. Perusahaan itu di tengah merestrukturisasi departemen musik mereka sehingga tidak jelas kapan tepatnya penutupan itu mungkin terjadi, tetapi kesepakatan tersebut telah hampir disepakati menurut beberapa sumber yang cukup mengerti dengan masalah tersebut seperti dilansir oleh All Things D.
Twitter #Music dibuka dengan kuat dengan menembus posisi No. 6 di App Store milik Apple untuk aplikasi gratis namun turun dengan drastis tak lama sesudahnya. Menurut berbagai sumber, aplikasi itu mendapat jumlah download dan keterlibatan yang sangat buruk untuk beberapa bulan terakhir. Mendukung fakta tersebut, perusahaan analisis aplikasi Onavo memberi rating Twitter #Music di tempat ke 1.672 pada akhir Agustus sementara AppAnnie menaruh aplikasi tersebut di posisi 264 di vertikal aplikasi iTunes Music pada akhir pekan lalu.
Bagian dari masalah dengan aplikasi itu, menurut orang-orang yang akrab dengan proyek tersebut, adalah fakta bahwa aplikasi itu dikembangkan secara tertutup di dalam perusahaan. #Music dipimpin oleh mantan ketua pengembangan bisnis Twitter Kevin Thau dan diciptakan oleh tim We Are Hunted, sebuah layanan penemuan musik yang diakuisisi oleh Twitter tahun lalu. Thau meninggalkan proyek itu tidak lama setelah aplikasi #Music yang baru setengah selesai diluncurkan untuk menjadi kepala operasi di sebuah startup siluman bernama Jelly yang dipimpin oleh salah satu pendiri Twitter yaitu Biz Stone.
Pada akhirnya, aplikasi ini tidak pernah sepenuhnya terintegrasi dengan tim produksi umum Twitter selama pengembangan, menurut publikasi itu.
Sumber: techspot.com
