Bolt Pede Bertarung di 4G

0
164

Saat ini Bolt mengalokasikan 30 MHz di dalam frekuensi 2.300 MHz dan mengusung teknologi Time Division Duplex (TDD) yang mempunyai karakteristik akses download tinggi. Layanan 4G yang diusung Bolt dan operator seluler berbeda dari segi lisensi. Lisensi yang dimiliki operator punya kelebihan dapat digunakan untuk telepon, SMS dan data. Sementara Bolt hanya memiliki lisensi fixed broadband wireless access (BWA) di frekuensi 2.300 MHz yang aksesnya terbatas di wilayah tertentu

Meski demikian, Bolt tidak gentar untuk head to head dengan operator seluler. “Pertumbuhan pengguna internet 4G di Indonesia diperkirakan meningkat signifikan di tahun 2016. Pengguna internet sekarang ini membutuhkan multimedia yang kompleks. Tidak hanya gambar dan suara tetapi juga video streaming yang berkualitas High Definition. Teknologi 4G membuat konsumen nyaman ketika menikmati layanan tersebut,” kata Dicky Moechtar, Chief Executive Officer Bolt.

Optimisme Bolt untuk bisa bersaing di pasar 4G didorong layanan 4G Ultra LTE yang mengandalkan tiga jagoan: Ultra-Speed, Ultra-Coverage dan juga Ultra-Value. 4G Bolt diklaim mengadopsi teknologi mutakhir. Teknologi ini dilengkapi fitur Carrier Aggregation (CA) yang mampu memberikan kecepatan internet hingga dua kali lipat (sampai 200 Mbps) dan meningkatkan pengalaman pelanggan ketika berinternet.

Fitur lainnya adalah Interference Cancellation dan Simple Frequency Network (SFN) yang berfungsi mengontrol dan mengatur kualitas sinyal. “Dalam hal jaringan, 95% jaringan Bolt terkoneksi fiber optik. Perpaduan 4G+ dan fiber optik menghasilkan pengalaman internet yang tidak tertandingi untuk pelanggan,” kata Devid Gubiani, Chief Technology Officer Bolt.

“Dengan segala keuntungan yang dapat diperoleh pengguna layanan 4G ini, Bolt yakin tetap bisa mempertahankan posisi sebagai operator mobile broadband terdepan di 2016,” tutupnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here