Kecanduan game bisa berdampak serius bagi kesehatan, bahkan dalam kasus ekstrem mengakibatkan kematian. Meski bermain game sering dianggap sebagai hiburan menyenangkan, beberapa orang terjebak dalam maraton bermain yang berbahaya hingga mengabaikan kebutuhan dasar seperti makan, tidur, dan bergerak. Berikut adalah enam kasus kematian akibat game.
Kasus Kematian yang Disebabkan oleh Bermain Game, Jangan Over Bermain Game Ya Bro
1. Zhang
Zhang, seorang pria Tiongkok berusia 26 tahun, sangat kecanduan MMORPG World of Warcraft. Akibat kecanduannya, berat badannya naik drastis hingga lebih dari 320 pon, membuat kondisinya tidak sehat. Saat libur Tahun Baru Imlek, Zhang memanfaatkan waktu tersebut untuk maraton bermain game kesukaannya selama tujuh hari berturut-turut.
Sayangnya, tubuhnya tak sanggup menahan beban maraton itu; ia ditemukan tak sadarkan diri di depan komputernya dan paramedis tidak berhasil menyelamatkannya. Kasus kematian akibat game Zhang dikarenakan gagal jantung yang disebabkan oleh berat badannya, sirkulasi darah yang buruk, dan kekurangan oksigen akibat duduk terlalu lama.
Brian Vigneault, seorang streamer Twitch dan ayah tiga anak, sering melakukan maraton bermain game untuk amal. Saat sedang streaming World of Tanks selama 22 jam untuk mengumpulkan dana bagi Make-A-Wish, teman-temannya menyarankan agar ia beristirahat karena terlihat lelah. Setelah meninggalkan komputer, ia tidak pernah kembali.
Ketika seorang moderator Twitch mencoba menghubunginya lewat Discord, seorang detektif justru membalas dengan kabar buruk bahwa Vigneault telah meninggal dunia karena serangan jantung dan menjadi salah satu kasus kematian akibat game yang tragis.
3. Rustam
Rustam, remaja 17 tahun dari Rusia, mematahkan kakinya dan terpaksa menghabiskan waktu dengan bermain Defence of the Ancients (DOTA). Ia terobsesi dengan permainan ini, hanya berhenti untuk kebutuhan dasar seperti makan dan tidur. Selama satu setengah tahun, ia semakin sering bermain hingga suatu hari ia tidak berhenti bermain selama 22 hari berturut-turut.
Orang tuanya, yang menyadari ada yang tidak beres, segera membawanya ke rumah sakit, namun Rustam dinyatakan meninggal karena Trombosis Vena Dalam akibat duduk dalam waktu yang terlalu lama.
4. Anna-Lee Kehoe
Anna-Lee Kehoe adalah remaja yang menderita asma dan gemar bermain Xbox 360. Suatu hari, saat terlalu fokus bermain, gejala asmanya memburuk hingga ia kesulitan bernapas. Ia sempat memberi tahu ibunya sebelum pingsan.
Paramedis langsung membawanya ke rumah sakit, namun serangan jantung yang parah merusak sisi kiri otaknya. Orang tuanya akhirnya memutuskan untuk mencabut alat bantu hidupnya yang juga mengakhiri hidupnya.
5. Chris Staniforth
Chris Staniforth adalah penggemar berat game Halo. Ia sering bermain hingga 12 jam dalam sekali duduk, yang akhirnya memicu Trombosis Vena Dalam. Chris meninggal karena emboli paru—sumbatan akibat bekuan darah di paru-parunya.
Ayahnya, David, yang mengetahui kecintaan Chris terhadap game, tak menyalahkan Microsoft, tapi ia berharap kasus kematian akibat game dari anaknya ini jadi pelajaran bagi para gamer tentang bahaya duduk terlalu lama.
6. Lee Seung Seop
Lee Seung Seop dikenal keluarganya sebagai seorang yang sangat gemar bermain game. Ia bekerja sebagai tukang reparasi ketel uap industri dan memiliki pacar dengan minat yang sama terhadap game. Sayangnya, kecanduannya semakin parah hingga mengganggu pekerjaannya, menyebabkan pemecatan, dan akhirnya berujung pada putus dengan pacarnya.
Pada awal Agustus, Lee bermain StarCraft di sebuah kafe internet selama 50 jam tanpa istirahat, hanya berhenti untuk ke kamar kecil. Kurangnya istirahat, makanan, dan minuman membuatnya pingsan dan akhirnya meninggal karena gagal jantung akibat kelelahan dan dehidrasi.
Beberapa anime memiliki awal yang menjanjikan, namun ketika memasuki sekuel atau reboot, justru kehilangan sentuhan aslinya dan mengecewakan para fans. Berikut adalah daftar anime...